Sabtu, 20 Juni 2009

Wali Murid Protes Ketidaklulusan Siswa

GROBOGAN- Merasa dirugikan anaknya tidak lulus sekolah, wali murid Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purwodadi, protes dengan mendatangi sekolah, Kamis pagi.
Drs Zaenal Arifin, orang tua siswa Farauq Burhany, menemui Kepala Sekolah (Kasek) Drs Mashudi M Ag untuk menanyakan penyebab ketidaklulusan dan iktikad baik pihak sekolah.

’’Penyebabnya apa? Kalau dilihat dari hasil ujian nasional anak saya nilainya bagus. Dari enam mata pelajaran yang diikuti, jumlahnya mencapai 46,75,’’ kata dia, kemarin.

Zaenal menyinggung kenakalan anaknya di lingkungan sekolah. Namun, dia meminta hal itu tidak diikutkan sebagai unsur penilaian ketidaklulusan.
Dia mempertanyakan unsur dendam pihak sekolah, hingga akhirnya Farauq tidak diluluskan. Pertanyaan itu karena melihat hasil UN lumayan bagus, namun tetap tidak lulus.

Nilai UN Bahasa Inggris 8,80, Bahasa dan Sastra Indonesia 6,20, Matematika 8,25, Fisika 8,50, Kimia 7,75 dan Biologi 7,25. Nilai yang tinggi ini menjadikan Farauq Burhany bisa diterima tanpa tes di Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Perdebatan Sempat terjadi perdebatan ketika hal ini disampaikan kepada pihak sekolah. Selain Kasek Mashudi, hadir guru PPKn Drs Syamsudin MAg yang mencoba menjembatani protes wali murid tersebut.

Perdebatan melebar tidak hanya berkisar pada dugaan dendam yang dialamatkan pada pihak sekolah, melainkan juga ketika wali murid meminta transparansi nilai mata pelajaran ujian sekolah.

Nilai UN Farauq memang lumayan tinggi, namun tidak demikian untuk ujian akhir sekolah (UAS) beberapa mata pelajaran jeblok.

Zaenal berkeinginan pihak sekolah transparan mengenai ujian sekolah dan minta ditunjukkan lembar jawaban mata pelajaran yang telah diujikan. Pihak sekolah berkeberatan, karena sudah dianggap masuk terlalu jauh mencampuri urusan sekolah.

Pihak sekolah mengakui hasil UN Farauq lumayan baik, tetapi untuk nilai UAS di bawah kriteria ketentuan minimal (KKM) yang telah ditetapkan Depag.
Dari 11 mata pelajaran UAS, delapan pelajaran nilai Farauq di bawah KKM. Antara lain mata pelajaran Akidah Akhlak hanya 6,60 yang seharusnya minimal 7,70, Sejarah Kebudayaan Islam 6,40 seharusnya minimal 6,50.

PPKn 5,4 seharusnya 7,00, Bahasa Arab 5,40 seharusnya 6,50, Sejarah 5,20 seharusnya minimal 6,50, Penjas 4,60 seharusnya minimal 6,50, TIK hanya 5,00 seharusnya minimal 6,50, dan Bahasa Jawa hanya 6,20 yang seharusnya minimal 6,50.

Pemberian nilai untuk siswa itu tanpa ada rekayasa, apalagi dendam. ’’Selebihnya yang perlu disampaikan adalah misi pendidikan sekolah kami menciptakan anak didik berakhlakul karimah. Sehingga sangat tidak mungkin memberikan nilai berdasarkan perasaan suka atau tidak suka,’’ tandas Mashudi. (H41-37)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar